Saat ini Teknologi memang sudah sangat canggih dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Dimana handphone hanya sekedar berguna untuk Telpon atau pun Sms dan Komputer dengan Monitor yang sangat besar dan CPU yang memastikan komputer ini hanya dapat kita gunakan ditempat menetap ( Dirumah/lab).
Seiring berjalannnya waktu, Teknologi yang hadir semakin membuat lengkap hidup kita. Bayangkan saja bila sampai saat ini Laptop belum ada, apa yang akan terjadi kepada Guru atau pun Dosen yang harus mengangkat Komputer untuk digunakannya mengajar. Selain Laptop masi ada Teknologi yang lebih nyaman untuk digunakan dalam Metode Pengajaran, yaitu IPAD dan Tablet.
Teknologi juga sangat membantu seseorang dalam Usaha, Jual-Beli Online misalnya. Kita dapat mengambil contoh dengan saya sendiri, selain kuliah saya juga sibuk mencari uang Sampingan dengan berjualan Pancake Durian, saya tidak perlu menyia-nyiakan waktu untuk pergi berkeliling berjualan diluar saya cukup menggunakan SmartPhone yang saya miliki dengan cara membuat akun tersendiri atas nama jualan saya, mempromosikannya lewat Twitter, Facebook, Instagram dan Blackberry Messanger . Namun dibalik semua sisi positiv tentang Teknologi saya juga sangat merasa dirugikan oleh Teknologi.
Jujur saja, saya termasuk orang yang kecanduan dengan Internet. karna saya merasa paket data Internetan belum cukup membuat saya puas, akhirnya saya memutuskan untuk menggunakan jaringan Hot-Spot Speedy dirumah sehingga saya dapat dengan mudah mengakses Internet kapan pun saya mau. Entah ini hanya terjadi ke saya sendiri atau bahkan orang lain pun mengalami.
Hampir semua akun sosial media saya punya, mulai Blackberry Messager, Facebook, Twitter, Instagram, Path, SoundCloud dan Line. hampir setiap hari saya selalu update di ke 7 socmed yang saya miliki. Mulai dari bangun tidur saya selalu mengecek gadget saya sampai saya pun lupa waktu, dan hal ini selalu membuat saya terlambat masuk mata kuliah. saat pulang kuliah waktu tidur siangpun direnggut oleh social media, hingga malam saya jadi terbiasa online hingga larut malam dan melupakan waktu tidur yang baik untuk kesehatan.
Kamis, 27 Maret 2014
Rabu, 26 Maret 2014
Biografi dan Teori 3 Ahli Psikologi Humanistik
BIOGRAFI CARL ROGERS
Carl
Rogers adalah
seorang psikolog yang
terkenal dengan pendekatan terapi klinis yang
berpusat pada klien (client
centered). Rogers kemudian
menyusun teorinya dengan pengalamannya sebagai terapis selama
bertahun-tahun. Teori Rogers
mirip dengan pendekatan Freud,
namun pada hakikatnya Rogers berbeda dengan Freud karena Rogers menganggap
bahwa manusia pada dasarnya baik atau sehat. Dengan
kata lain, Rogers memandang kesehatan mental sebagai proses perkembangan hidup
alamiah, sementara ],kejahatan, dan persoalan kemanusiaan lain
dipandang sebagai penyimpangan dari kecenderungan alamiah.
Carl
Ransom Rogers lahir di Oak Park, IIIionois, pada 8 Januari 1902. Pada
umur 12 tahun keluarganya mengusahakan pertanian dan Rogers tertarik kepada
pertaniann secara ilmiah. Pertanian inilah yang membawanya ke perguruan tinggi
di Un.of Wisconsin pada 1924 dia lalu masuk Union Theological Seminary di New York
City dimana dia mendapat pandangan yang liberal dan filsafat mengenai agama.
Kemudian pindah ke Teacher College of Columbia dan dia mendapat gelar M.A pada
tahun 1928 dan doktor pada 1931 di Colombia. Pegalaman praktisnya yang pertama
diperoleh di Institute for Child Guidance, lembaga tersebut orientasinya
Freudian. Rogers menemukan bahwa pemikiran Freudian yang spekulatif
itu tidak cocok dengan pendidikan yang diterimanya yang mementingkan statistik
itu tidak cocok dengan pendidikan yang diterimanya yang mementingkan statistik
dan pemkiran menurut aliran Thorndike.
Setelah
mendapat doktor, Rogers menjadi anggota staf Rochester Guindance Center dan
kemudian menjadi pemimpinya . Dan pada tahun 1940 Rogers menerima tawaran untuk
menjadi guru besar psikologi di Ohio State Univrsity. Perpindahan dari
pekerjaan klinis ke suasana akademis ini dirasa oleh rogers sendiri sangat
tajam, karena rangsangan – rangsanganya dia merasa terpaksa harus membuat
pandangan – pandangan dalam psikoterapi itu menjadi jelas. Dan ini dikerjakanya
pada tahun 1942 dalam buku : Counseling and psychotherapy. Pada tahaun 1945
Rogers menjadi maha guru pskologi di universitas of Chicago, yang
jabatanya hingga kini. Tahun 1946 – 1957 menjadi Presiden American
Psychological Association. Dan meninggal dunia tanggal 4 Februari 1987
karena serangan jantung.
Teori Rogers
didasarkan pada suatu "daya hidup" yang disebut kecenderungan aktualisasi. Kecenderungan aktualisasi tersebut
diartikan sebagai motivasi yang menyatu dalam setiap diri makhluk hidup dan
bertujuan mengembangkan seluruh potensinya semaksimal mungkin. Jadi, makhluk hidup bukan hanya
bertujuan bertahan hidup saja, tetapi ingin memperoleh apa yang terbaik bagi
keberadaannya. Dari dorongan
tunggal inilah, muncul keinginan-keinginan atau dorongan-dorongan lain yang
disebutkan oleh psikolog lain, seperti kebutuhan untuk udara, air, dan makanan,
kebutuhan akan rasa aman dan rasa cinta, dan sebagainya.
TEORI CARL ROGERS
a.
Aktualisasi
Diri
Rogers terkenal sebagai seorang tokoh
psikologi humanis, aliran fenomenologis-eksistensial, psikolog klinis dan
terapis, ide-ide dan konsep teorinya banyak didapatkan dalam
pengalaman-pengalaman terapeutiknya.
Ide pokok dari teori – teori Rogers yaitu
individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan
hidup, dan menangani masalah–masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan
kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri.
Menurut Rogers motivasi orang yang sehat
adalah aktualisasi diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi
dikontrol oleh peristiwa kanak-kanak seperti yang diajukan oleh aliran
Freudian, misalnya toilet trainning, penyapihan ataupun pengalaman seksual
sebelumnya.
Rogers lebih melihat pada masa sekarang, dia
berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang
memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi juga kepribadiannya. Namun ia
tetap berfokus pada apa yang terjadi sekarang bukan apa yang terjadi pada waktu
itu.
Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri
sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi-potensi psikologis yang unik.
Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar
khususnya dalam masa kanak-kanak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan
perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu (adolensi)
seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke
psikologis.
Rogers dikenal juga sebagai seorang
fenomenologis, karena ia sangat menekankan pada realitas yang berarti bagi
individu. Realitas tiap orang akan berbeda–beda tergantung pada
pengalaman–pengalaman perseptualnya. Lapangan pengalaman ini disebut
dengan fenomenal field. Rogers menerima istilah self sebagai
fakta dari lapangan fenomenal tersebut.
b.
Perkembangan
Kepribadian
Konsep diri (self concept) menurut
Rogers adalah bagian sadar dari ruang fenomenal yang disadari dan
disimbolisasikan, dimana “aku“ merupakan pusat referensi setiap
pengalaman. Konsep diri merupakan bagian inti dari pengalaman individu yang
secara perlahan dibedakan dan disimbolisasikan sebagai bayangan tentang diri
yang mengatakan “apa dan siapa aku sebenarnya“ dan “apa yang
sebenarnya harus saya perbuat“. Jadi, self concept adalah kesadaran
batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan
membedakan aku dari yang bukan aku.
Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu
konsep diri real dan konsep diri ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua konsep
diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi yaitu:
1.
Incongruence
Incongruence adalah ketidakcocokan
antara self yang dirasakan dalam pengalaman aktual disertai
pertentangan dan kekacauan batin.
2.
Congruence
Congruence berarti situasi dimana
pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep diri yang utuh,
integral, dan sejati.
Menurut Rogers, para orang tua akan memacu
adanyaincongruence ini ketika mereka memberikan kasih sayang yang
kondisional kepada anak-anaknya. Orang tua akan menerima anaknya hanya jika
anak tersebut berperilaku sebagaimana mestinya, anak tersebut akan mencegah
perbuatan yang dipandang tidak bisa diterima. Disisi lain, jika orang tua
menunjukkan kasih sayang yang tidak kondisional, maka si anak akan bisa
mengembangkan congruence-nya. Remaja yang orang tuanya memberikan rasa
kasih sayang kondisional akan meneruskan kebiasaan ini dalam masa remajanya
untuk mengubah perbuatan agar dia bisa diterima di lingkungan.
Dampak dari incongruence adalah
Rogers berfikir bahwa manusia akan merasa gelisah ketika konsep diri mereka
terancam. Untuk melindungi diri mereka dari kegelisahan tersebut, manusia akan
mengubah perbuatannya sehingga mereka mampu berpegang pada konsep diri mereka.
Manusia dengan tingkat incongruence yang lebih tinggi akan merasa
sangat gelisah karena realitas selalu mengancam konsep diri mereka secara terus
menerus.
Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan
kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain.
Perkembangan diri dipengaruhi oleh cinta yang diterima saat kecil dari seorang
ibu. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi
menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat)
dan unconditional positive regard(tak bersyarat).
• Jika individu menerima cinta tanpa syarat,
maka ia akan mengembangkan penghargaan positif bagi dirinya(unconditional
positive regard) dimana anak akan dapat mengembangkan potensinya untuk
dapat berfungsi sepenuhnya.
• Jika tidak terpenuhi, maka anak akan
mengembangkan penghargaan positif bersyarat (conditional positive regard).
Dimana ia akan mencela diri, menghindari tingkah laku yang dicela, merasa
bersalah dan tidak berharga.
Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi
sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positif tanpa syarat. Ini
berarti dia dihargai, dicintai karena nilai adanya diri sendiri
sebagai person sehingga ia tidak bersifat defensif namun cenderung
untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan.
POKOK-POKOK
TEORI ROGERS
Konsepsi-konsepsi pokok dalam teori Rogers
adalah:
1.
Organism,
yaitu keseluruhan individu (the total individual)
Organisme memiliki sifat-sifat berikut:
·
Organisme
beraksi sebagai keseluruhan terhadap medan phenomenal dengan maksud memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya.
·
Organisme
mempunyai satu motif dasar yaitu: mengaktualisasikan, mempertahankan dan
mengembangkan diri.
·
Organisme
mungkin melambangkan pengalamannya, sehingga hal itu disadari, atau mungkin
menolak pelambangan itu, sehingga pengalaman-pengalaman itu tak disadari, atau
mungkin juga organisme itu tak memperdulikan pengalaman-pengalamannya.
2.
Medan
phenomenal, yaitu keseluruhan pengalaman(the totality of experience)
Medan phenomenal punya sifat disadari atau tak disadari,
tergantung apakah pengalaman yang mendasari medan phenomenal itu dilambangkan
atau tidak.
3.
Self,
yaitu bagian medan phenomenal yang terdiferensiasikan dan terdiri dari
pola-pola pengamatan dan penilaian sadar daripada “I” atau “me”.
Self mempunyai bermacam-macam sifat:
·
Self berkembang
dari interaksi organisme dengan lingkungan.
·
Self mungkin
menginteraksikan nilai-nilai orang lain dan mengamatinya dalam cara (bentuk)
yang tidak wajar.
·
Self mengejar
(menginginkan) consistency(keutuhan/kesatuan, keselarasan).
Organisme bertingkah laku dalam cara yang
selaras(consistent) dengan self.Pengalaman-pengalaman yang tak
selaras dengan stuktur self diamati sebagai ancaman.Self mungkin
berubah sebagai hasil dari pematangan(maturation) dan belajar.
DINAMIKA
KEPRIBADIAN
Rogers mengemukakan lima sifat khas dari
seseorang yang berfungsi penuh:
1)
Keterbukaan
pada pengalaman
Yang berarti bahwa seseorang tidak bersifat
kaku dan defensif melainkan bersifat fleksibel, tidak hanya menerima pengalaman
yang diberikan oleh kehidupan, tapi juga dapat menggunakannya dalam membuka
kesempatan lahirnya persepsi dan ungkapan-ungkapan baru.
2)
Kehidupan
eksistensial
Orang yang tidak mudah berprasangka ataupun
memanipulasi pengalaman melainkan menyesuaikan diri karena kepribadiannya
terus-menerus terbuka kepada pengalaman baru.
3)
Kepercayaan
terhadap organisme orang sendiri
Yang berarti bertingkah laku menurut apa yang
dirasa benar, merupakan pedoman yang sangat diandalkan dalam memutuskan suatu
tindakan yang lebih dapat diandalkan daripada faktor-faktor rasional atau
intelektual.
4)
Perasaan
bebas
Semakin seseorang sehat secara psikologis,
semakin mengalami kebebasan untuk memilih dan bertindak.
5)
Kreativitas
Seorang yang kreatif bertindak dengan
bebas dan menciptakan hidup, ide dan rencana yang konstruktif, serta dapat
mewujudkan kebutuhan dan potensinya secara kreatif dan dengan cara yang
memuaskan.
APLIKASI
Carl Roger sebenarnya tidak begitu banyak
memfokuskan kepribadian. Teknik terapi lebih banyak mewarnai berbagai karya
akademiknya. Mula-mula corak konseling ini disebut non-directive
therapy, kemudian digunakan Client Centered therapydengan maksud
individualitas konseling yang setaraf dengan individualitas konselor.
Menurut Rogers, dalam teknik ini ingin diciptakan suasana pembicaraan yang
permisif.
Dalam dunia psikologi Rogers selalu
dihubungkan dengan metode psikoterapi yang dikemukakan dan dikembangkannya.
Terapi yang dikemukakannya itu dinamakan: non-directive
therapy atau client centered therapy.Non-directive therapy ini
menjadi popular karena:
·
Secara
historis lebih terikat kepada psikologi daripada kedokteran
·
Mudah
dipelajari
·
Untuk
mempergunakannya dibutuhkan sedikit atau tanpa pengetahuan mengenai diagnosis
dan dinamika kepribadian
·
Lamanya
perawatan lebih singkat jika dibandingkan misalnya dengan terapi secara
psikoanalistis.
Dasar dari teknik ini adalah manusia mampu
memulai sendiri arah perkembangannya dan menciptakan kesehatan dan
menyesuaikannya. Sebab itu, konselor harus mempergunakan teknisnya untuk
memajukan tendensi perkembangan klien tidak secara langsung tetapi dengan
menciptakan kondisi perkembangan yang positif dengan cara permisif. Konselor
sebanyak mungkin membatasi diri dengan tidak memberikan nasihat, pedoman,
kritik, penilaian, tafsiran, rencana, harapan, dan sebagainya.
Dengan cara ini, konselor dapat membantu
klien untuk mengemukakan pengertiannya dan rencana hidupnya. Untuk memungkinkan
pemahaman ini konselor diharapkan bersifat dan bersikap:
·
Menerima (Acceptance)
·
Sikap
terapis yang ditujukan agar klien dapat melihat dan mengembangkan diri apa
adanya.
·
Kehangatan (Warmth)
·
Ditujukan
agar klien merasa aman dan memiliki
penilaian yang lebih positif tentang dirinya.
·
Tampil
apa adanya (Genuine)
·
Kewajaran
yang perlu ditampilkan oleh terapis agar klien memiliki sikap positif.
Empati (Emphaty)
Menempatkan diri dalam kerangka acuan
batiniah (internal frame of reference), klien akan
memberikan manfaat besar dalam memahami diri dan problematikanya.
Penerimaan tanpa
syarat (Unconditional positive regard)
Sikap penghargaan tanpa tuntutan yang
ditunjukkan terapis pada klien, betapapun negatif perilaku atau
sifat klien, yang kemudian sangat bermanfaat dalam pemecahan masalah.
Transparansi (Transparancy)
Penampilan terapis yang
transparan atau tanpa topeng pada saat
terapi berlangsung maupun dalam
kehidupan keseharian merupakan hal yang penting bagi klien
untuk mempercayai dan menimbulkan rasa aman terhadap segala sesuatu yang
diutarakan.
Kongruensi (Congruence)
Konselor dan klien berada pada
hubungan yan sejajar dalam relasi terapeutik yang sehat.
Terapis bukanlah orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi
dari kliennya.Kondisi-kondisi yang memungkinkan klien mengubah diri
secara konstruktif mengharuskan klien dan terapis berada dalam kontak
psikologis. Dengan demikian, akan dapat dilihat perubahan yang terjadi dalam
proses terapi antara lain :
·
Klien
akan mengekspresikan pengalaman dan perasaannya tentang kehidupan, dan problem
yang dihadapi.
·
Klien
akan berkembang menjadi orang yang dapat menilai secara tepat makna
perasaannya.
·
Klien
mulai merasakan self concept antara dirinya dan pengalaman mereka.
·
Klien
sadar penuh akan perasaan yang mengganggu.
·
Klien
mampu mengenal konsep diri dengan terapi yang tidak mengancam.
·
Ketika
terapi dilanjutkan, konsep dirinya menjadicongruence.
·
Mereka
mengembangkan kemampuan dengan pengalaman yang dibentuk oleh unconditional
positive regard.
·
Mereka
akan mengevaluasi pengalaman-pengalamannya sehingga mampu berelasi sosial
dengan baik.
·
Mereka
menjadi positif dalam menghargai diri sendiri.
·
Setelah
terapi, klien akan mendapatkan insight secara mendalam terhadap diri
dan permasalahannya.
·
Mereka
menjadi terbuka terhadap pengalaman dan perasaannya sendiri.
·
Dalam
pengalamannya sehari-hari mereka bisa mentransendensikan, jika diperlukan.
·
Mereka
menjadi kreatif. Mereka merasa dalam hidup menjadi lebih baik, juga dalam
hubungan dengan orang lain.
TEORI HUMANISTIK MENURUT CARL
ROGERS
Metode
yang diterapkan Rogers dalam psikoterapi awalnya disebut non direktive atau
terapi yang berpusat pada klien (client centered therapy), dan pioner dalam
risetnya pada proses terapi. Pendekatan terapi yang berpusat pada klien dari
Rogers sebagai metode untuk memahami orang lain, menangani masalah-masalah
gangguan emosional. Rogers berkeyakinan bahwa pandangan humanistik dan holisme
terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Dalam teorinya, klien diajak untuk memahami
diri dan pada akhirnya menyadari untuk mengembangkan diri secara utuh.
Lima
sifat khas orang yang berfungsi sepenuhnya (fully human being), yaitu :
1. Keterbukaan
pada pengalaman.
Orang
yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menerima semua pengalaman dengan
fleksibel sehingga selalu timbul persepsi baru. Dengan demikian ia akan
mengalami banyak emosi (emosional) baik yang positip maupun negatip.
2. Kehidupan
ekstansial
Kualitas
dari kehidupan eksistensial dimana orang terbuka terhadap pengalamannya
sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan selalu berubah dan
cenderung menyesuaikan diri sebagai respons atas pengalaman selanjutnya.
3. Kepercayan
terhadap organisme orang sendiri
Pengalaman
akan menjadi hidup ketika seseorang membuka diri terhadap pengalaman itu sendiri.
Dengan begitu ia akan bertingkah laku menurut apa yang dirasanya benar (timbul
seketika dan intuitif) sehingga ia dapat mempertimbangkan setiap segi dari
suatu situasi dengan sangat baik.
4. Perasaan
bebas
Orang
yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa adanya
paksaan-paksaan atau rintangan-rintangan antara alternatif pikiran dan
tindakan. Orang yang bebas memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi
mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya
sendiri, tidak pada peristiwa di masa lampau sehingga ia dapat meilhat sangat
banyak pilihan dalam kehidupannya dan merasa mampu melakukan apa saja yang
ingin dilakukannya.
5. Kreatifitas
Keterbukaan
diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada organisme mereka sendiri akan
mendorong seseorang untuk memiliki kreativitas dengan cirri-ciri bertingkah
laku spontan, tidak defensif, berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai
respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka ragam di sekitarnya.
Carl
Rogers adalah seorang psikolog humanistik yang menekankan perlunya sikap saling
menghargai dan tanpa prasangka (antara klien dan terapist) dalam membantu
individu mengatasi masalah-masalah kehidupannya. Rogers menyakini bahwa klien
sebenarnya memiliki jawaban atas permasalahan yang dihadapinya dan tugas
terapist hanya membimbing klien menemukan jawaban yang benar. Menurut Rogers,
teknik-teknik assessment dan pendapat para terapist bukanlah hal yang penting
dalam melakukan treatment kepada klien.
Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri.
Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri.
Aktualisasi
diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan
potensi -potensi psikologis yang unik. Aktualisasi diri akan dibantu atau
dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar khususnya dalam masa kanak - kanak.
Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang.
Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran
aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis.
Pandangan
ini dikembangkan berdasarkan terapi yang dilakukannya. Kehidupan yang
sebaik-baiknya bukan sasaran yang harus dicapai, tetapi arah dimana orang dapat
berpartisipasi sepenuhnya sesuai dengan potensi alamiahnya. Berfungsi utuh
adalah istilah yang dipakai Rogers untuk menggambarkan individu yang memakai
kapasitas dan bakatnya, merelisasi potensinya, dan bergerak menuju pemahaman
yang lengkap mengenai dirinya sendiri dan seluruh rentang pengalamannya /
unconditional positive regards.
Menurut
Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru
memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
1. Menjadi
manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus
belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.
2. Siswa
akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan
pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang
bermakna bagi siswa
3. Pengorganisasian
bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian
yang bermakna bagi siswa.
4. Belajar
yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.
Rogers
menunjukkan sejumlah prinsip-prinsip belajar humanistik yang penting
diantaranya ialah :
1. Manusia
itu mempunyai kemampuan belajar secara alami.
2. Belajar
yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempunyai
relevansi dengan maksud-maksud sendiri.
3. Belajar
yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya sendiri diangap
mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.
4. Tugas-tugas
belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan dan diasimilasikan
apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil.
5. Apabila
ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan berbagai
cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar.
6. Belajar
yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.
7. Belajar
diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut
bertanggungjawab terhadap proses belajar itu.
8. Belajar
inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik perasaan maupun
intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang mendalam dan lestari.
9. Kepercayaan
terhadap diri sendiri, kemerdekaan, kreativitas, lebih mudah dicapai terutama
jika siswa dibiasakan untuk mawas diri dan mengritik dirinya sendiri dan
penilaian dari orang lain merupakan cara kedua yang penting.
10. Belajar
yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini adalah belajar
mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap
pengalaman dan penyatuannya ke dalam diri sendiri mengenai proses perubahan
itu.
Salah
satu model pendidikan terbuka mencakup konsep mengajar guru yang fasilitatif
yang dikembangkan Rogers diteliti oleh Aspy dan Roebuck pada tahun 1975
mengenai kemampuan para guru untuk menciptakan kondidi yang mendukung yaitu
empati, penghargaan dan umpan balik positif.
Carl
Rogers menyatakan pentingnya penerimaan tanpa syarat, penghargaan dan hubungan
yang nyaman antara terapis dan klien, hubungan dialogis yang memberdayakan
klien untuk mencapai aktualisasi diri siswa (dalam Palmer, 2003). Implikasi
ajaran tersebut dalam bidang pendidikan adalah perlunya perilaku guru yang
menerima siswa sesuai potensinya, menciptakan hubungan yang saling percaya dan
nyaman, hubungan dialogis yang memberdayakan siswa untuk mencapai aktualisasi
diri. Pengajaran yang baik adalah “proses yang mengundang siswa untuk melihat
dirinya sebagai orang yang mampu, bernilai, dan mengarahkan diri sendiri, dan
pemberian semangat kepada mereka untuk berbuat sesuai dengan persepsi dirinya
tersebut” (Purkey & Novak, dalam Eggen & Kauchak, 1997).
PENDAPAT :
Teori ini memiliki
Kelemahan atau kekurangan yang terletak pada perhatiannya yang
semata- mata melihat kehidupan diri sendiri dan bukan pada bantuan untuk
pertumbuhan serta perkembangan orang lain. Rogers berpendapat bahwa orang yang
berfungsi sepenuhnya tampaknya merupakan pusat dari dunia, bukan seorang partisipan yang berinteraksi dan
bertanggung jawab di dalamnya.
Selain itu, gagasan bahwa seseorang harus dapat memberikan respons secara
realistis terhadap dunia sekitarnya masih sangat sulit diterima. Semua orang
tidak bisa melepaskan subyektivitasnya dalam memandang dunia karena kita sendiri tidak
tahu dunia itu secara obyektif. Rogers juga
mengabaikan aspek- aspek sadar dalam tingkah laku manusia karena ia lebih
melihat pada pengalaman masa sekarang dan masa depan, bukannya pada masa lampau
yang biasanya penuh dengan pengalaman traumatic yang menyebabkan seseorang
mengalami suatu penyakit psikologis.
Roger selalu berpegang teguh dalam
menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami
penghargaan positif tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai, dicintai karena
nilai adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifat
defensif namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan.
Contoh :
Dalam rumah tangga, sepasang suami
istri selalu bertengkar dan membuat suasana rumah menjadi tidak nyaman. Dalam
perkawinan mereka memiliki 1 orang anak yang berumur 16 tahun. Karena merasa
tidak mendapatkan kasih sayang dalam rumah dan stress karena harus selalu
melihat orang tuanya bertengkar. Akhirnya anak ini jarang berada dirumah dan sering
bergaul dengan teman-temannya diluar, seiring waktu anak ini akhirnya terjerat
dalam pergaulan bebas yang mengakibatkan iya over dosis karna mengkonsumsi
obat-obatan.
Setelah kejadian itu, orangtuanya
pun sadar bahwa selama ini mereka kurang memberi perhatian kepada anaknya. Dan
sejak kejadian itu pula, kedua suami istri ini hampir tidak pernah bertengkar
lagi.
BIOGRAFI ABRAHAM MASLOW
Tokoh dengan nama
lengkap Abraham Harold Maslow, lahir pada tanggal 1 Aprik 1908 di Brooklyn, New
York, sebagai anak sulung dari
tujuh orang bersaudara. Kedua orangtuanya adalah penganut Yahudi tidak
berpendidikan yang berimigrasi dari Rusia.
Karena sangat berharap
anak-anaknya berhasil di dunia baru, kedua orangtuanya memaksa Maslow dan
saudara-saudaranya belajar keras agar meraih keberhasilan di bidang akademik.
Tidak heran jika semasa kanak-kanak dan remaja,
Maslow menjadi anak penyendiri dan menghabiskan hari-harinya dengan buku.
Demi menuruti
keinginan orangtuanya, pertama-tama Maslow belajar hukum di City College of New
York (CCNY). Setelah tiga semester belajar di sana, dia pindah ke Cornell lalu
kembali ke CCNY. Dia menikahi sepupunya, Bertha Goodman, dan pernikahan ini
bertentangan dengan keinginan orangtuanya. Maslow dan Bertha dikaruniai dua
orang puteri.
Dia dan Bertha
kemudian pindah ke Wisconsin agar bisa masuk ke University of Wisconsin. Di
sinilah ketertarikannya pada bidang psikologis mulai tumbuh, sehingga
perjalanan akademisnya berubah secara dramatis. Setahun setelah lulus, dia
kembali ke New York untuk bekerja dengan E. L. Thorndike di Coolumbia dimana
dia melakukan penelitian tentang seksualitas manusia.
Dia mulai mengajar full time di Brooklyn College. Dalam periode
inilah dia bergaul dengan beberapa pemikir Eropa yang berimigrasi ke AS,
khususnya ke Brooklyn, akibat perang yang berkecamuk di sana. Di antara pemikir
tersebut adalah Adler, Fromm, Horney dan psikolog-psikolog Gestalt dan
Freudian.
Tahun 1951, Maslow
menjabat ketua departemen psikologi di Brandels selama 10 tahun. Di sinilah dia
bertemu dengan Kurt dan mulai menulis karya-karya teoretisnya sendiri. Di sini,
dia juga mulai mengembangkan konsep psikologi humanistik – konsep yang baginya
jauh lebih penting ketimbang usaha-usaha teoretisnya.
Dia menghabiskan masa
pensiunnya di California, sampai akhirnya dia mengalami serangan jantung dan
meninggal pada tanggal 8 Juni 1970.
TEORI ABRAHAM MASLOW
Maslow adalah salah satu tokoh
psikologi yang beraliran pada mazhab ketiga (humanis). Dalam teorinya Maslow
berpendapat bahwa manusia itu didasari oleh kerangka kebutuhan, yang kemudian
disebut dangan teori kebutuhan Maslow. Maslow mengajukan suatu teori kebutuhan
yang berdasarkan kepada kirarki, dimana kebutuhan yang mendasar adalah
kebutuhan akan biologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa cinta
kasih, kebuthan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri.
Teori Abraham Maslow, tentang
motivasi manusia dapat diterapkan pada hamper seluruh aspek kehidupan pribadi
serta social. Maslow juga mengatakan bahwa manusia dimotivasi oleh sejumlah
kebutuhan dasar yang bersifat sama untuk seluruh spesies, tidak berubah, dan
berasal dari sumber genetic atau naluriah. Dan konsep inilah yang mendasar dan
unik bagi teori Maslow.
Hirarki Kebutuhan Maslow
1.
Kebutuhan-kebutuhan Fisologis atau Biologis.
Yang mendasar pada teori Maslow adalah pendapatnya tentang kebutuhan
fisiologis atau yang biasa disebut dengan kebutuhan biologis. Diman kebutuhan
ini adalah kebutuhan yang paling kuat dan paling jelas diantara
kebutuhan-kebutuhan yang lainnya, yaitu kebutuhan mempertahankan hidupnya
secara fisik diantaranya adalah: kebutuhan akan makan, minum, tempat tidur,
seks dan oksigen.
Maslow mengatakan seseorang yang belum terpenuhi kebutuhan dasarnya, maka
ia akan terlebih dulu memburu kebutuhan dasarnya itu sebelum beranjak kepada
kebutuhan lainnya.
2.
Kebutuhan akan Rasa Aman
Setelah kebuthan-kebutuhan fisiologis dapat terpenuhi, maka akan muncul
kebutuhan baru yang oleh Maslow disebut dengan kebutuhan akan rasa aman. Karena
kebutuhan rasa aman biasanya terpuaskan pada orang dewasa yang normal dan
sehat, maka cara yang terbaik untuk mengetahui kebutuhan tersebut adalah dengan
mengamati tingkah laku orang dewasa yang mengalami gangguan (neurotic). Maslow
mengatakan bahwa orang dewasa yang tidak aman (neurotic), maka ia akan
bertingkah laku seperti anak-anak yang tidak aman, ia akan merasa dalam keadaan
terancam, disamping itu ia akan bertindak seakan-akan dalam keadaan darurat.
3.
Kebutuhan akan rasa cinta kasih
Cinta, sebagaimana kata itu digunakan oleh Maslow, tidak boleh dikacaukan
dengan seks, yang dapat dipadankan dengan sebagai kebutuhan fisiologi semata.
Ia mengatakan bahwa “tingkah laku seksual ditentukan oleh banyak kebutuhan,
bukan hanya kebutuhan seksual melaikan oleh kebutuhan lain, yang utama
diantaranya adalah kebutuhan akan cinta dan kasih saying. Maslow menyukai rumusan
yang dikemukakan oleh Carl Roges tentang cinta, yaitu “keadaan dimengerti
secara mendalam dan diterima dengan dengan sepenuh hati.
Disamping itu Maslow juga berpendapat bahwa, kecendrungan Freudian menggap
cinta berasal dari seks merupakan kesalahan serius. Maslow juga merasa heran
mengapa psikologi hanya membahsa sedikit saja tentang cinta, Maslow juga
mengemukakan bahwa tanpa cinta pertumbuhan dan perkembangan manusia akan
terhambat. Bagi Maslow, cinta menyangkut suatu hubungan sehat dan penuh kasih mesra
antara dua orang, termasuk sikap saling percaya. Dalam hubungan yang sejati
tidak akan ada rasa takut, sering kali cinta akan rusak apabila salah satu
pihak merasa takut kalau-kalau kelemahan dan kesalahan akan terungkap. Maslow
mengatakan juga, “kenutuhan akan cinta meliputi cinta yang memberi dan cinta
yang menerima.
4.
Kebutuhan akan penghargaan
Maslow menemukan bahwa setiap orang memiliki dua kategori kebutuhan yakni”
harga diri dan penghargaan dari orang lain. Harga diri meliputi: kebutuhan akan
percaya diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan prestasi, ketidak
katergantungan dan kebebasan. Sedangkan kebutuhan akan dihargai oleh orang lain
adalah: prestise, pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan, nama baik serta
penghargaan.
5.
Kebutuhan akan aktualisasi diri
“Setiap orang harus berkembang sepenuh kemampuannya”,
itulah yang dikatakan oleh Maslow. Oleh karenanya pemaparan tentang kebutuhan
psikologis untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan oleh Maslow dikatakan
dengan aktualisasi diri. Dimana aktualisasi pada hirarki kebutuhan Maslow
merupakan tingkatan paling tinggi, bagaimana tidak karena setiao orang dapat
mengembangkan dirinya dengan sepenuh kemampuan yang dimilikinya untuk dapat
menjadi manusia seutuhnya.
Maslow juga membrikan cirri yang universal kepada
mereka yang dapat mengaktualisasikan dirinya adalah kemampuan mereka melihat
hidup dengan jernih, melihat hidup apa adanya bukan apa yang mereka inginkan.
Mereka tidak bersikap emosional, justru bersikap objektif terhadap hasil-hasil
pengamatan mereka. Disamping itu cirri lain dari orang teraktualisasikan
dirinya adalah kadar konflik dirinya yang rendah, ia tidak melawan dirinya
sendiri tapi ia lebih bersifat produktif.
Dari hirarki kebutuhan tersebut dapat terlihat bahwa
prioritas pemenuhan kebutuhan sangat ditentukan oleh tingkatan kebutuhan yang
ada. Artinya individu yang sudah terpenuhi kebutuhan fisiologis dasar secara
otomatis akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan di tingkat yang lebih tinggi
dan begitu seterusnya.
Struktur Kepribadian Abraham H.
Maslow
Teori kepribadian Abraham Maslow
terdiri diatas jumlahn asumsi dasar tentang motivasi. Pertama, Maslow
mengadopsi pendekatan holistik terhadap motivasi, yaitu:
seluruh orang, bukan satu bagian atau fungsi tunggalnya saja, yang termotivasi.
Kedua, motivasi biasanya bersifat
kompleks, artinya perilaku seseorang bisa muncul dari beberapa motif yang
terpisah. Contohnya, hasrat untuk melakukan hubungan seks biasanya dimotivasi
bukan hanya oleh kebutuhan genital, tetapi juga untuk kebutuhan mendominasi,
persahabatan, cinta dan harga diri. Selain itu, motivasi tingkah laku tertentu
bisa saja tidak disadari atau tidak diketahui pribadi tersebut. Contohnya,
motivasi seorang mahasiswa untuk meraih nilai tinggi bisa saja menopangi
kebutuhannya untuk mendominasi atau menguasai. Penerimaan Maslow terhadap
pentingnya motivasi yang tidak disadari adalah suatu pembeda utama dirinya dari
Gordon Allport. Jika Allport yakin seseorang yang bermain golf untuk mencari
kesenangan main golf itu sendiri namun, Maslow berpendapat lain dengan mencari
berbagai alasan yang melandasi dibalik kesenangan itu, yang sering kali lebih
kompleks dari sekedar keinginan untuk bermain golf.
Asumsi ketiga adalah manusia
termotivasi secara terus menerus oleh suatu kebutuhan atau kebutuhan yang
lainnya. Ketika suatu kebutuhan terpenuhi biasanya dia kehilangan daya
motivasinya, dan digantikan oleh kebutuhan lain. Contohnya, selama kebutuhan
rasa lapar tidak terpenuhi, manusia akan berjuan untuk mencari makanan. Namun
ketika sudah cukup makan, mereka akan bergerak pada kebutuhan lain, seperti
rasa aman, persahabatan dan harga diri.
Asumsi keempat adalah semua orang
dimanapun termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan dasar yang sama. Cara manusia
diberagam budaya memperoleh makanan, mengungkapkan persahabatan, dan seterusnya
bisa sangat beragam namun, kebutuhan fundamental akan makanan, rasa aman, dan
persahabatan adalah fakta umum bagi seluruh spesies manusia.
Perkembangan Kepribadian dalam
Perspektif Maslow
Konsep perkembangan bagi Abraham
Maslow adalah erat kaitannya dengan gagasan-gagasannya tentang kemampuan.
Hasil-hasil penelitiannya membawanya sampai pada kesimpulan bahwa perkembangan
kearah aktualisasi diri merupakan sesuatu yang wajar sekaligus perlu.
Perkembangan diartikannya sebagai mekarnya bakat-bakat, kapasitas-kapasitas,
kretivitas, kebijaksanaan dan karekter secara terus menerus. Sedangkan
pertumbuhan diartikan sebagai pemuasan secara prodresif atas
kebutuhan-kebutuhan psikologisyang makin meningkat.
Maslow mengatakan bahwa manusia
memiliki kapasitas untuk tumbuh dan berkembang, tapi kecil presentase orang
yang mampu mendekati realitas penuh atas kemampuan-kemampuan mereka, tak
terkecuali dilingkungan masyaratakat Amerika yang cenderung bebas. Sehinggga
Maslow mengemukakan beberapa factor mengapa manusia itu gagal untuk berkembang
dan tumbuh, diantarantaya adalah:
1. Sebagaimana
yang telah dikemukakan bahwa, naluri manusia itu cenderung lemah, akibatnya
benih-benih pertumbuhan dengan mudah dibuat tak berdaya oleh kebiasaan-kebiasaan
buruk, lingkungan, budaya yang kurang baik atau pendidikan yang kurang memadai
atau bahkan keliru.
2. Dilingkungan
kebudayaan barat ada kecendrungan kuat untuk takut pada naluri-naluri,
kecendrungan untuk memandang semua naluri bersifat kebinatangan serta hina.
3. Pengaruh
negative kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan yang rendah itu ternyata
kuat.
4. Kecendrungan
pada orang dewasa untuk meragukan dan bahkan takut pada kemampuan-kemampuan
mereka sendiri, takut bahwa potensi mereka lebih besar dari yan selama ini
merka sadari.
5. Lingkungan
budaya dapat menghambat perkembangan manusia kearah aktualisasi diri.
6. Sudah
dikemukakan bahwa orang-orang yang mengaktualisasikan dirinya adalah lebih
fleksibel dari kebanyakan orang, lebih terbuka pada gagasan-gagasan dan
pengalaman-pengalaman baru. Tapi banyak dari manusia yan terkungkung dengan
masa lalunya, sehingga hal itu dapat menghambat proses perkembangan manusia itu
sendiri dan bahkan mereka tidak dapat mengaktualisasiaka dirinya.
PENDAPAT :
Menurut saya teori Maslow sudah
cukup baik, teori maslow juga hampir sama dengan teori rogers. Perbedaannya
teori rogers membahas tentang perubahan diri seseorang saja, sedangkan Maslow
lebih menekankan kepada apa yang kita butuhkan dalam hidup. Tetapi dalam teori ini, tidak terdapat
adanya kebutuhan spiritual. Padahal selama ini banyak kasus psikologis yang
melibatkan adanya kebutuhan manusia akan agama, kepercayaan ataupun
spiritulitas tertentu. Kebutuhan manusia akan tuhan tidak ada dalam teori ini.
Pada teori ini Humanis tidak percaya bahwa manusia
yang mendorong dan ditarik oleh kekuatan mekanik, salah satu dari rangsangan
dan bala bantuan (behaviorisme) atau impuls naluriah sadar (psikoanalisis).
Humanis berfokus pada potensi. Mereka percaya bahwa manusia berusaha untuk
tingkat atas kemampuan. Manusia mencari batas-batas kreativitas, tertinggi
mencapai kesadaran dan kebijaksanaan. Ini telah diberi label “berfungsi penuh
orang”, “kepribadian sehat”, atau sebagai Maslow menyebut tingkat ini,
“orang-aktualisasi diri.”
CONTOH :
Seorang anak yang bernama Sisi saat ini telah
menjadi mahasiswa di salah satu Universitas ternama. Ia berasal dari keluarga
yang berada. Ia meminta kepada orang tuanya mobil, handphone, gadget dan laptop
untuk kebutuhan kuliah. Ia juga selalu memesan buku-buku dari luar kota untuk
melengkapi seluruh kebutuhannya demi kelancaran kuliahnya.
BIOGRAFI ARTHUR COMBS
Arthur
W. Combs (1912-1999) adalah seorang pendidik / psikolog yang memulai karir
akademis sebagai profesor ilmu biologi dan psikolog sekolah di sekolah umum di
Alliance, Ohio (1935-1941). Ia menerima gelar MA dalam Konseling, sekolah di
The Ohio State University (1941) dan diterima di program doktor dalam psikologi
klinis pada lembaga, di mana Carl Rogers menjabat sebagai guru dan mentor. Dia menyelesaikan
gelar doktor pada tahun 1945.
Arthur
W. Combs began his professional career in the public schools of Alliance, Ohio
in 1935. To improve his skills in helping students, he sought a doctorate in
clinical Psychologi at Ohio state and spent the next ten years operating a
psychological clinic and training students and counceling and psychoterapy at
syracuse University (Arthur W. Combs, 2006, hlm. ii). (Arthur W. Combs memulai
karir profesionalnya di sekolah umum, Alliance, Ohio pada tahun 1935. Untuk
meningkatkan keahliannya dalam membantu siswa, ia mencari gelar doktor di
Klinik Psikologi di negara bagian Ohio dan menghabiskan sepuluh tahun
berikutnya untuk mengoperasikan klinik dan pelatihan siswa dan konseling
psikologis di Syracuse University dan psychoterapy).
Pada
tahun 1949 ia terpilih sebagai Presiden Asosiasi Psikologi di New York dan pada
tahun yang sama ia turut menulis (dengan Donald L. Snygg) perilaku individu:
kerangka kerja baru untuk psikologi. Buku ini menyajikan suatu kerangka
komprehensif dan sistematis untuk membuat rasa terbaik dari pengalaman manusia,
perilaku dan hubungan antara keduanya.
Pengertian
teori belajar humanistik Combs
Dalam teori belajar humanistik proses
belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri. Meskipun teori
ini sangat menekankan pentingya isi dari proses belajar, dalam kenyataan teori
ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam
bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik
pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada belajar seperti
apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia keseharian.. Teori
apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk“memanusiakan manusia” (mencapai
aktualisasi diri dan sebagainya dapat tercapai.[2]
Menurut Teori humanistik, tujuan belajar
adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika si
pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses
belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri
dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar
dari sudut pandang pelakunya,bukan dari sudut pandang pengamatnya.[3]
Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi
individu. Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak
relevan dengan kehidupan mereka. Anak tidak bisa matematika atau sejarah bukan
karena bodoh tetapi karena mereka enggan dan terpaksa dan merasa sebenarnya
tidak ada alasan penting mereka harus mempelajarinya. Perilaku buruk itu
sebenarnya tak lain hanyalah dari ketidakmampuan seseorang untuk melakukan
sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan baginya. Untuk itu guru harus
memahami perilaku siswa dengan mencoba memahami dunia persepsi siswa tersebut
sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru harus berusaha merubah
keyakinan atau pandangan siswa yang ada.
Perilaku internal membedakan seseorang
dari yang lain. Combs berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan
berasumsi bahwa siswa mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan
disajikan sebagaimana mestinya. Padahal arti tidaklah menyatu pada materi
pelajaran itu. Sehingga yang penting ialah bagaimana membawa si siswa untuk
memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan
menghubungkannya dengan kehidupannya.
Combs memberikan lukisan persepsi diri
dalam dunia seseorang seperti dua lingkaran (besar dan kecil) yang bertitik
pusat pada satu.. Lingkaran kecil (1) adalah gambaran dari persepsi diri dan
lingkungan besar (2) adalah persepsi dunia. Makin jauh peristiwa-peristiwa itu
dari persepsi diri makin berkurang pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi,
hal-hal yang mempunyai sedikit hubungan dengan diri, makin mudah hal itu
terlupakan.
2. Peran
Guru dalam Teori Arthur Combs
Psikologi humanistik memberi perhatian
atas guru sebagai fasilitator. Berikut ini adalah berbagai cara untuk
memberi kemudahan belajar dan berbagai kualitas fasilitator. Ini merupakan
ikhtisar yang sangat singkat dari beberapa (petunjuk):[5]
a)Fasilitator sebaiknya memberi
perhatian kepada penciptaan suasana awal, situasi kelompok, atau pengalaman
kelas
b)Fasilitator membantu untuk memperoleh
dan memperjelas tujuan-tujuan perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan
kelompok yang bersifat umum.
c)Dia mempercayai adanya keinginan dari
masing-masing siswa untuk melaksanakan tujuan-tujuan yang bermakna bagi
dirinya, sebagai kekuatan pendorong, yang tersembunyi di dalam belajar yang
bermakna tadi.
d)Dia mencoba mengatur dan menyediakan
sumber-sumber untuk belajar yang paling luas dan mudah dimanfaatkan para siswa
untuk membantu mencapai tujuan mereka.
e)Dia menempatkan dirinya sendiri
sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat dimanfaatkan oleh kelompok.
f)Di dalam menanggapi ungkapan-ungkapan
di dalam kelompok kelas, dan menerima baik isi yang bersifat intelektual dan
sikap-sikap perasaan dan mencoba untuk menanggapi dengan cara yang sesuai, baik
bagi individual ataupun bagi kelompok
g)Bilamana cuaca penerima kelas telah
mantap, fasilitator berangsur-sngsur dapat berperanan sebagai seorang siswa
yang turut berpartisipasi, seorang anggota kelompok, dan turut menyatakan
pendangannya sebagai seorang individu, seperti siswa yang lain.
h)Dia mengambil prakarsa untuk ikut
serta dalam kelompok, perasaannya dan juga pikirannya dengan tidak menuntut dan
juga tidak memaksakan, tetapi sebagai suatu andil secara pribadi yang boleh
saja digunakan atau ditolak oleh siswa
i)Dia harus tetap waspada terhadap
ungkapan-ungkapan yang menandakan adanya perasaan yang dalam dan kuat selama
belajar
j)Di dalam berperan sebagai seorang
fasilitator, pimpinan harus mencoba untuk menganali dan menerima
keterbatasan-keterbatasannya sendiri.
3. Peran
Siswa dalam Teori Arthur Combs
Dalam teori Combs peranan siswa lebih
dominan, karena guru terfokus pada fasilitator yang coba memberikan arahan
kepada siswa. Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang
memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami
potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan
potensi diri ya Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada
hasil belajar. Adapun proses yang umumnya dilalui adalah :
1.
Merumuskan tujuan belajar yang jelas
2.
Mengusahakan partisipasi aktif siswa
melalui kontrak belajar yang bersifat jelas , jujur dan positif.
3.
Mendorong siswa untuk mengembangkan
kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri
4.
Mendorong siswa untuk peka berpikir
kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri
5.
Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan
pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan
menanggung resiko dari perilaku yang ditunjukkan.
6.
Guru menerima siswa apa adanya, berusaha
memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong
siswa untuk bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses
belajarnya.
7.
Memberikan kesempatan murid untuk maju
sesuai dengan kecepatannya
PENDAPAT :
Menurut saya,
metode dalam teori Arthur cukup benar dalam metode pengajaran, guru seharusnya
tidak boleh memaksakan kehendaknya kepada murid. Pelajaran yang diberikan
seharusnya seimbang dengan daya serap muridnya sendiri. guru harus lebih cermat menilai dan membaca
keadaan, khususnya kondisi psikologis setiap anak.
Seorang pendidik harus dapat memahami perilaku peserta didik
jika ia mengetahui bagaimana peserta didik memersepsikan
perbuatannya pada suatu situasi. Apa
yang kelihatannya aneh bagi kita, mungkin saja tidak aneh bagi orang
lain.
Namun Teori ini
pun memiliki kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan teori ini, dimana Teori ini
jika diterapkan dalam materi pembelajaran maka akan membentukan kepribadian,
hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial dalam diri
siswa, indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang
bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir,
perilaku dan sikap atas kemauan sendiri dan siswa diharapkan menjadi manusia
yang bebas, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya
sendiri secara bertanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau
melanggar aturan, norma, disiplin atau etika yang berlaku. Sedangkan kekurangan
teori Arthur Combs ini adalah Siswa yang tidak mau memahami potensi dirinya
akan ketinggalan dalam proses belajar dan teori ini terlalu memberi kebebasan
pada siswa.
CONTOH :
Seorang guru Biologi bernama Zulfika, saat masuk mengajar kekelas ia
hanya membawa 1 buku dan laptop. Dalam cara mengajarnya ia sangat santai dan
lebih senang menggunakan media audio visual dengan menayangkan video-video
tentang perkembang biakkan makhluk hidup. Ia tidak menuntut siswanya untuk
membaca. Melainkan ia mengajar dengan cara bercerita.
Metode seperti ini dianggapnya lebih
mudah di serap oleh siswanya dan ia yakin metode seperti ini tidak akan membuat
siswanya bosan. Sehingga apa yang dijelaskannya dapat dengan mudah diserap oleh
siswa-siswanya.
Langganan:
Postingan (Atom)